Rabu, 17 Desember 2008

zwani.com myspace graphic comments
Islam Graphic Comments

Saat Allah tersenyum begitu Indah

Perjalanan seperti biasa menjadi sesuatu hal yang saya sukai. Ada banyak alasan kenapa saya suka dengan perjalanan, satu diantaranya adalah saya bisa lepas dari rutinitas hingga ujungnya mampu untuk memberikan kembali energi untuk beraktivitas.Namun sesungguhnya ada yang lebih penting dari itu semua yaitu saya bisa menikmati ayat-ayat Allah yang terbentang sepanjang perjalanan. Hamparan sawah yang menghijau, gunung yang menjulang tinggi sampai aliran sungai yang deras semuanya selalu berhasil membuat saya merenung dan merenung.

Dan perjalanan kali ini pun kembali menoreh hikmah. Saat saya harus pulang ke tanah kelahiran yaitu Sukabumi untuk menyelesaikan beberapa urusan keluarga yang betul-betul membuat saya penat karena sangat pelik.Urusan yang saya akui belum sampai pada kata tuntas. Semuanya telah membuat saya terdiam cukup lama dan tak mampu berkata banyak hingga Allah mengajak saya tersenyum dengan caranya yang indah.

Saat itu ketika bus melaju kembali menuju Bandung, Allah membimbing saya untuk membaca sebuah buku yang diberikan oleh seorang saudara di jalan Allah dimana Dia dengan caranya yang indah menuntun saya ke halaman yang isinya adalah bahasan tentang kesabaran dan ke syukuran. Terus terang saya tersentak dengan bahasan itu, seolah baru sadar tentang adanya perintah ini. Padahal kata sabar dan syukur tentulah bukan hal yang aneh buat saya. Kata yang bahkan sering saya sampaikan di berbagai moment termasuk ketika saya siaran atau mengisi taklim. Tapi kali ini kata-kata itu terasa begitu menghujam dalam hingga ke lubuk sanubari. Kata yang betul-betul menggetarkan dan penuh energi yang sanggup menjebol perasaan. Kata tersebut telah mendapat tempat yang baru yang awalnya hanya di ruang kosa kata saja menuju pemaknaan yang mendalam.

Tidak cukup itu saja, Allah pun kemudian menuntun saya untuk mengacak halaman buku itu dan sampai pada sebuah bahasan tentang kekuatan .Dimana dihalaman itu diceritakan tentang rekan dari syaikh abdullah azam sang panglima jihad afghanistan yang begitu merindukan Allah dengan cara syahid dijalannya..Jelas terasa sekali bagaimana kerinduan yang memuncak pada Allah itu akhirnya telah membangkitkan sebuah semangat yang tidak mudah patah. Semangat yang kita tahu adalah sebuah aset sangat berharga bagi seorang mujahid karena begitulah sejatinya seorang mujahid. Senantiasa bersemangat dan tidak kenal menyerah. Dan memang demikianlah seharusnya seorang mujahid.

Saya pun menghela nafas sangat panjang. Mata saya menerawang menembus kaca bus ini dan sayapun tersentak karena menemukan Allah ”sedang tersenyum begitu indah ”. Allah ”tersenyum” lewat langit biru berselimut awan yang tampak sangat indah seolah mengajarkan saya arti sebuah ketenangan, bahwa ketenangan itu tidak harus biru jernih karena langit tetaplah langit meskipun berselimut awan hitam dan putih. Langit tetaplah langit dan akan tetap jadi langit.Bukankah begitulah seharusnya ketenangan bathin seorang yang telah berikrar menjadi seorang yang memeluk akidah Islam ini?.Bukankah seharusnya dia akan senantiasa tenang dalam kepasrahan kepada-Nya meski sejuta masalah menyelimutinya?.Bukankah begitulah seharusnya?.

Dan sayapun menemukan Allah sedang ” tersenyum ” lewat bahasa kekokohan barisan pegunungan di kawasan Cianjur ini. Sang gunung yang nyaris setiap hari digerogoti kekokohannya lewat cangkul para petani dan para penambang batu karst.Namun dia tetap tegar dan kokoh. Gunung tetaplah menjadi gunung dengan terus menyebar manfaat bahkan kepada sang petani dan sang penambang yang terus menjamahnya tanpa henti.Bahkan sang gunung masih sempat memberikan keindahannya untuk manusia yang memandanganya dari kejauhan. Memberi manusia kebahagiaan dengan tampilannya yang tetap eksotik dan mengagumkan.Dan sayapun berfikir seperti itulah seharusnya seorang hamba yang telah berikrar untuk mengikuti jejak langkah penghulu para nabi, sang ULUL AZMI yang begitu kokoh dengan langkah-langkahnya menuju keridhaan Allah dengan jalan menyebar manfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia…merekalah orang-orang yang tidak pernah kenal lelah dalam menjalani kehidupannya.Merekalah orang yang senantiasa tegar dalam deraan kesulitan yang seoalah tanpa ujung.

Lantas air mata inipun menetes dihadapan wajah Allah yang agung itu. Dan saya lihat wajah itupun mendekat semakin dekat lantas bersemayam dalam tahta keimanan di dalam qolbu ini.

Lalu diatas sana saya lihat Allah ”tersenyum ”semakin indah. Lebih indah dari apapun yang terkategorikan indah di dunia ini…

Senin, 15 Desember 2008

Hakikat Cinta

ditulis oleh H. Abdullah Gymnastiar

Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.

Hikam:

“Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik.” (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)

Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.

Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.

Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.

Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.

Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.